page gue

Kamis, 24 November 2011

buah hati yang namanya selalu terukir.


ketika gue membuat postingan ini gue sambil mengingat mimpi gue semalam. biasanya postingan gue itu berbau nyeleneh atau konyol. kali ini gue mencoba memberanikan diri dihadapan kalian dan tuhan yang maha esa membuat sebuah postingan sederhana tentang sepasang pria dan wanita yang sangat berarti sampe gue bingung harus menceritakan beliau darimana. yaitu, Agnes Henny Jofita dan Haryo Kunto Wibisono. nyokap dan bokap gue. *ambil tissue*

dari gue SMP kelas 2, bokap gue udah meninggalkan gue, nyokap gue dan adik gue untuk selama lamanya menghadap Tuhan. ga ada perasaan bakal berlaku seperti layaknya di ftv atau sinetron untuk memilih mengakhiri hidup sebelum waktunya atau menjadi lupa akan segalanya atau memilih dihilangkan ingatannya. ya, hidup emang pilihan. dan gue memilih survive dengan keluarga kecil yang tersisa.

gue berusaha menjadi tombak penyemangat dalam keluarga. adik gue saat itu masih menduduki kelas 6 SD. dan nyokap gue menjadi seorang single parent. sekali lagi, hidup itu pilihan. dan nyokap gue memilih apa yang tidak ingin dipilihnya. gue selalu berkaca dari diri adik gue. dia diumur yang tentunya masih sangat membutuhkan figur seorang ayah tentunya ga mudah menerima kenyataan untuk menjalani hidup dan support tanpa ayah.
tapi gue bersyukur. kekuatan gue yaitu senyum adek gue dan nyokap gue. yang gue tau sekarang adalah bagaimana bisa survive dengan bahagia dengan kedua manusia terindah ciptaan tuhan untuk mendampingi gue.

2 tahun berlalu semenjak kepergian ayah gue. oh iya, fyi ayah gue meninggal karna penyakit kanker hati yang menggrogoti tubuhnya selama hampir 7 bulan.
gue, adik dan nyokap menjalani hari seperti keluarga utuh pada umumnya.
setiap weekend, kita selalu menyempatkan diri untuk pergi kesuatu tempat that we've never been. gue terkadang menceritakan kejadian-kejadian konyol di sekolah. apapun selalu gue ceritain ke nyokap. menurut gue nyokap itu temen yang ga bisa disebut sahabat. ga ada istilah untuk beliau yang berperan penuh sebagai kepala sekaligus ibu rumah tangga dan juga merangkap sebagai teman untuk gue dan adik gue.
satu sikap yang gue lupa antara gue dan Allah. gue mungkin lupa untuk bersyukur. sampai ujian yang sama, menghampiri lagi.

kira-kira jumat malam setelah nyokap pulang kerja, gue, adik sama nyokap santai santai di kamar sambil nonton siaran tv kabel. saat itu gue udah duduk dibangku SMA. kelas 1 tepatnya. nyokap malem itu batuk batuk yang disertai cairan bening dari mulutnya. gue saat itu masih berpikir kalo mungkin nyokap gue kena batuk berdahak biasa. setelah kejadian malam itu, udah hampir sebulan nyokap ga sembuh2 malah yang ada makin parah batuknya. batuknya kali ini makin aneh karna cairan bening yang keluar juga makin banyak.
setelah bingung kenapa, akhirnya nyokap curhat sama adik dari almarhum bokap gue. yaitu tante gue. tante gue nyaranin buat nyokap periksa lebih lanjut ke rumah sakit berinisial M di daerah bekasi saat itu. nyokap gue memilih rontgen akhirnya. dan setelah dilihat hasilnya, di paru-paru sebelah kanan nyokap gue terlihat buram putih. saat itu dokter juga ga bisa mastiin ini apa. dokter nyaranin buat CT scan. akhirnya nyokap gue setuju dan setelah CT scan, disitu dokter bilang kalo di paru-paru sebelah kanan nyokap gue terdapat tumor kecil yang masih dalam kategori jinak. nyokap stres saat itu. dan gue pun seperti terenyak dari tidur yang dalam. gue ga tau apa yang harus gue pikirkan.

hari demi hari penyakit nyokap makin parah. gue dan adik gue juga setengah desperated saat itu. disaat kita mesti fokus sama pelajaran sekolah, disatu sisi mesti muter otak apa yang harus dilakukan dan harus gimana ngejalanin ujian yang lebih pantes dibilang mimpi buruk yang panjang.
setelah hampir 1 tahun setengah nyokap ngejalanin hari dengan penyakitnya, gue tau Allah sangat sayang sama semua umatnya. termasuk gue dan adik gue. saking sayangnya, Allah mengatur semuanya. nyokap minta pulang kerumah nenek gue. yaitu nyokapnya beliau. karena gue sama adik gue sibuk sekolah dan waktu buat dirumah dan sekedar membicarakan kejadian konyol dan memalukan di sekolah pun jarang.
sebulan nyokap stay di Surabaya bareng eyang gue.
dan hari itu datang.

malam itu pukul 23.05 tanggal 26 September 2009, gue dibangunkan oleh tante gue untuk mendengarkan sebuah berita yang mungkin ga akan pernah gue lupa sampe seumur hidup gue.
ya, Allah telah baik. sedikit rasa terimakasih gue selipkan disela bulir air mata yang gue teteskan untuk seorang wanita yang selama 42 tahun hidupnya diberkahi Allah dan dirahmati 2 manusia penghias rumah hatinya. yaitu gue dan adik gue. rasa terimakasih yang gue ucapkan adalah karena Allah dengan bijaknya menghapus rasa sakit yang dialami nyokap dengan mengambil ruh nya.

terimakasih, ya Allah. terimakasih Kau sempatkan aku yang menempati rahimnya untuk melihat dunia yang Kau ciptakan dengan indahnya ini. terimakasih atas sebuah takdir yang membuat mataku terbuka lebar tiap harinya bahwa kini, wanita yang aku rindukan belaiannya itu dihapus sakitnya dan disimpan raga serta arwahnya bersama-Mu. terima kasih. terima kasih. terima kasih.


dariku, untukmu. mamah.
Atrasya Rahwita.

Selasa, 22 November 2011

after all this time

yak akhirnya setelah hampir beberapa bulan blog ini tersungkur lemah tak berdaya, gue berniat mulai memulihkannya lagi. (bersihin sarang laba-laba)
ini bulan ketiga gue menjabat sebagai mahasiswa. sebenernya apasih perbedaan mahasiswa dengan siswa?
jawabannya simple sebenernya, ya bedanya mahasiswa tuh banyak tidurnya. (lah terus ape hubungannye tasss?)

yang jelas selama berbulan bulan gue menyandang status sebagai single eh mahasiswa ya banyak banget yang gue dapet disini. apalagi gue kuliah di salah universitas yang gabisa gue sebut namanya disini tapi inisialnya Universitas Diponegoro. ya disini gue banyak ketemu orang-orang yang gue ga pernah temui sebelumnya di jakarta (yaiyalah, kalo tau mah namanya udah kenal tapir). mulai dari yang dari luar kota sampe luar pulau pun semua jadi satu meruah disini. banyak bahasa-bahasa baru, cerita baru mengenai ciri khas disetiap kota yang sebelumnya ga pernah gue denger. 



gue bersyukur bisa ditempatin jauh dari luar kota walaupun mesti jauh dari rumah dan sampe sekarang masih cengeng plus "penyakit" homesick yang terus menghantui disetiap malam gue. tapi dari 3 bulan amazing yang gue jalani ini, banyak hal yang belom tentu bisa didapetin semua orang (sujud 3x)